Kepergian Rafael Struick dari Brisbane Roar resmi diumumkan oleh klub setelah kontraknya berakhir pada musim 2024/2025.
Struick, striker Timnas Indonesia yang baru bergabung pada September 2024, nyatanya hanya tampil sebanyak 10 kali di A-League dan mencatatkan satu gol selama masa baktinya di Australia. Keputusan ini menjadi berita mengejutkan bagi penggemar, mengingat harapan besar yang melekat pada pemain muda berusia 22 tahun tersebut. Untuk informasi lebih detailnya, anda bisa klik link SPORT YHL.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Perjalanan Rafael Struick Bersama Brisbane Roar
Rafael Struick resmi bergabung dengan Brisbane Roar pada awal musim 2024/2025 setelah meninggalkan klub Belanda, ADO Den Haag, yang merupakan klub profesional pertamanya. Ini menjadi kesempatan emas baginya untuk mengembangkan karier di luar Eropa dan mencoba tantangan baru di A-League Australia. Struick dikenal sebagai salah satu pemain muda yang memiliki potensi dan sudah mendapat tempat di tim nasional Indonesia, terutama setelah tampil di Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, perjalanan Struick di Brisbane Roar tidak berjalan mulus. Pemain berposisi striker ini hanya bermain sebanyak 10 kali dan hanya dua kali tampil sebagai starter. Bahkan, tidak pernah ada satu menit pun ia bermain penuh selama pertandingan. Dalam kurun permainan tersebut, Struick hanya berhasil mencetak satu gol, yaitu saat melawan Sydney FC pada 1 November 2024.
Opsi Karier Rafael Struick Setelah Keluar dari Brisbane Roar
Status bebas transfer kini melekat pada Rafael Struick, membuka peluang untuk menjajaki berbagai opsi karier selanjutnya. Beberapa spekulasi berkembang mengenai pelabuhan berikutnya bagi striker muda ini. Salah satu opsi yang cukup menarik adalah kembalinya Struick ke Eropa.
Mengingat pengalamannya di klub Belanda, ADO Den Haag, dan reputasinya di level profesional, klub-klub di kasta kedua Belanda maupun Belgia bisa menjadi pilihan bagus untuk mendapatkan menit bermain yang lebih banyak dan peluang berkembang. Klub-klub tersebut sudah mengenal kualitasnya dan berpotensi memberikan kesempatan jam terbang yang lebih intensif.
Selain itu, peluang bermain di liga-liga Asia juga terbuka. Beberapa pemain keturunan Indonesia yang kini bermain di liga-liga Asia seperti Sandy Walsh dan Shayne Pattynama bisa menjadi contoh jalur alternatif bagi Struick untuk melanjutkan kariernya dengan daya saing yang lebih sesuai.
Baca Juga: AC Milan Gagal Tembus Eropa, Tijjani Reijnders Jadi Tumbal? Dilego ke City atau Madrid
Dampak Terhadap Timnas Indonesia dan Perspektif Masa Depan
Selama di Brisbane Roar, Rafael Struick tetap menjadi pilihan utama di tim nasional Indonesia. Ia memainkan peran penting sebagai ujung tombak dalam skuad Garuda yang berhasil lolos ke babak final kualifikasi Piala Dunia AFC FIFA untuk pertama kalinya, dan saat ini masih berpeluang besar untuk melaju ke Piala Dunia 2026 di Amerika Utara.
Meski di klub performanya belum optimal, Struick masih dianggap sebagai pemain dengan potensi tinggi untuk masa depan tim nasional. Dengan usianya yang baru 22 tahun, kariernya masih panjang dan peluang untuk berkembang tetap terbuka lebar. Khususnya jika ia mendapatkan klub baru yang memberikan waktu bermain lebih banyak dan kesempatan mengasah kemampuan.
Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, bahkan pernah menyatakan dukungannya terhadap keputusan Struick bergabung dengan Brisbane Roar ketika itu, menyebut langkah tersebut sebagai hal tepat untuk kemajuan karier pemain muda tersebut. Dengan usia yang masih muda dan bakat yang terus diasah, Rafael Struick berpeluang besar untuk kembali bangkit. Dengan menunjukkan kompetensinya di level klub maupun internasional.